MANAJEMEN DAM

Saat itu akhirnya saya putuskan dikembalikan kepada kebijakan KBIH masing-masing dan kesepakatan para jamaah dengan catatan harus dibuat berita acara sehingga para jamaah tidak komplain.

Sementara yang tidak ikut KBIH saya ambilalih DAM mereka, penulis salurkan ke bank syariah yang ada di Mekkah

Terkait dengan itu, penulis memandang perlu kiranya Kemenag meluruskan dan bila perlu menerbitkan PMA yang menetapkan besaran pembayaran dam itu sendiri.

Yang kadang penulis prihatinkan dengan gaya KBIH masing-masing, dam itu telah dibelikan kambing dan diajak ke lokasi.

Baca Juga: Honda City Hatchback Gabungan SUV dan Sedan Cocok untuk Tampilan Anak Muda Jaman Now, Cek Harganya di Sini

Seharusnya itu harus dipertegas kalau beli kambing di Mekkah di mana, dan  disalurkan kemana saja. Harus jelas semuanya sehingga tidak ada imej bisnis yang dikedepankan padahal kita tahu bahwa kesempurnaan ibadah haji itu dari berbagai aspek termasuk dam.

Yang lebih bahaya lagi kalau fiktif. Uang dam jamaah diambil namun tidak dibelikan onta, kambing atau sapi.

Penulis berharap ada pembinaan dan bimbingan khusus bagi para petugas di kloter dan khusunya KBIH yang membahas manajemen dam sehingga pelaksanaan ibadah haji khususnya dam berbasis syariah.

Itu penulis kemukan sebagai langkah perbaikan dan kebaikan ibadah haiji di masa mendatang.

Perlu diingat bahwa banyak hal yang memperngaruhi kesempurnaan ibadah haji termasuk pelaksanaan DAM.

Jadi sudah sangat diperlukan agar Kemenag berkolarasi dengan muasysah atau pihak penyelanggara yakni pihak Saudi ada keterangan yang jelas tentang kondisi hewan, tempat pembelian hewan, dan penyaluran hewan DAM

Dan yang lebih aman itu pihak bank seperti BSI bekerja sama dengan bank syariah di Mekkah sehingga jamaah tidak lagi direpotkan lagi meninjau ke lokasi, foto kambing tidak jelas, harga tidak transparan dan sebagainya.***