Importir Pakaian Bekas Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara dan Denda Rp5M

KABARFAJAR.COM - Bisnis impor pakaian bekas atau thrift semakin menjamur di banyak tempat di Indonesia.

Harganya yang murah dibandingkan dengan harga pakaian baru lokal membuat masyarakat menjadikannya alternatif pakaian.

Brand ternama luar negeri juga menjadi salah satu opsi mengapa masyarakat menyukai produk pakaian bekas impor.

Baca Juga: Punya Wajah Kusam Jangan Khawatir Lakukan Treatment Microdermabasi Diamond Bisa Bikin Glowing Tanpa Rasa Sakit

Bila dibandingkan dengan harga barunya pakaian thrift jauh lebih murah. Namun impor pakaian bekas dilarang dalam undang-undang.

Importir pakaian bekas bisa dikenakan sanksi 5 tahun penjara dan denda Rp5 miliar berdasarkan UU Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan.

Sanksi itu diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan.

Baca Juga: Jokowi Soal Baju Thrift, 'Cari, Itu Mengganggu!'

Dalam Pasal 47 disebutkan setiap importir wajib mengimpor barang dalam keadaan baru.

Impor barang bekas hanya bisa dilakukan dalam hal tertentu, yang ditetapkan oleh menteri. Soal sanksi diatur dalam Pasal 111 UU tersebut.

Baca Juga: REKOMENDASI HP Terbaru Oppo A74 Hari Ini, Cek Harga dan Spesifikasi di Sini

"Setiap importir yang mengimpor barang dalam keadaan tidak baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)," bunyi Pasal 111 UU 7/2014.

"Kita ingin biang keroknya, importirnya (dikenakan sanksi). Kalau UKM-nya ini kan kecil ya, tapi tolong diingatkan," kata Hanung, Deputi Bidang UKM Kementerian dan UKM dalam dalam diskusi Pembahasan Dampak Thrifting terhadap UMKM di kantor Kementerian Koperasi dan UMKM, Kamis 16 Maret 2023.

Baca Juga: Lowongan Kerja Cilegon PT Adi Consulting Maret 2023, Apply di Sini